Periode Kedua Nurdin Abdullah Bupati Pilahan Rakyat Bantaeng

Posted: 19 Agustus 2013 in Lawas
Tag:, , , , ,

Pemimpin pilihan rakyat yang merakyat itulah Prof DR HM Nurdin Abdullah, M.Agr. Alumni Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas) yang meraih gelar master dan doktor di Kyushu University Tokyo, Jepang ini didampingi Wakil Bupati H Muhammad Yasin, menurut rencana akan dilantik oleh Gubernur Sulsel H.Syahrul Yasin Limpo atas nama Mendagri pada 15 Agustus 2013 untuk kali kedua sebagai Bupati Bantaeng, Sulawesi Selatan, periode 2013 – 2018.                                

Seperti periode pertamanya 2008 – 2013, Nurdin Abdullah, guru besar akademik yang menjabat bupati tersebut mendapat dukungan penuh dari berbagai elemen masyarakat di kabupaten Bantaeng. Bahkan untuk periode kedua, rakyat dan partai yang melamarnya untuk maju kembali mencalonkan diri sebagai bupati Bantaeng (Simak: Peristiwa Luar Biasa 2012 Tapi Tak Populer/kompasiana, 29 Desember 2012)

Dukungan suara yang diperoleh ke  periode kedua lebih dari 70 persen, suatu rekor dukungan tertinggi yang diberikan rakyat pemilih selama ada Pilkada langsung bupati/walikota di Sulawesi Selatan.                                                                            

Tidak banyak yang tahu, bahwa sejak dilantik sebagai bupati Bantaeng periode pertama, 6 Agustus 2008, Nurdin Abdullah yang kelahiran Parepare, 7 Pebruari 1963 tersebut sudah menerapkan model blusukan keluar masuk kampung dan pemukiman berdialog lepas dengan warga di wilayah pegunungan, dataran rendah maupun nelayan yang bermukim sepanjang pesisir pantai Bantaeng yang berbatasan dengan Laut Flores tersebut.      

Selain sering menyetir mobil sendiri, suami dari Ir Hj Liestiaty Fachruddin, M.Fish hampir setiap pagi hari menyempatkan waktu bersepeda atau berjalan kaki berkeliling kota Bantaeng yang sudah dua kali menerima anugerah Piala Adipura sembari berdialog dengan rakyat di berbagai tempat, mendengar lansung harapan dan  aspirasi mereka.                                          

Bupati Nurdin Abdullah sering berbincang dengan pedagang Kaki-5, berdialog dengan nelayan, petani, pengayuh becak hingga duduk lesehan bersama warga menikmati kuliner di pesisir pantai kota, sehingga bukan cerita luar biasa bagi warga Bantaeng. Rakyat merasakan betapa sosok Nurdin Abdullah adalah pemimpin merakyat yang tak punya sekat birokrasi untuk ditemui langsung berdialog dengan warga kapan dan dimana saja.            

Rumah jabatan bupati yang disediakan dengan segala fasilitasnya di tengah kota Bantaeng, ibukota Kabupaten Bantaeng selama ini dijadikan sebagai tempat menjamu serta menginap bagi tamu-tamu daerah. Nurdin Abdullah bersama keluarga justru tinggal di rumah pribadinya di Bonto Atu, dimana setiap subuh hari sudah terbuka dan selalu ramai didatangi  warga  untuk berjumpa langsung bupati menyampaikan berbagai masalah kemasyarakan yang dihadapi hingga mendialogkan masalah-masalah pribadi kehidupan rumah tangga mereka. Masyarakat Bantaeng umumnya mengetahui keterbukaan dan pelayanan bupati Nurdin Abdullah seperti itu.                                  

”Sebagai aparat pelayan masyarakat sebisanya sepanjang waktu tersedia kami senantiasa berupaya dapat melayani terutama berkaitan dengan mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi, atau upaya-upaya untuk meningkatkan usaha dan tingkat kesejahteraan mereka,” tutur Nurdin Abdullah.                               

Selama 5 tahun  kepemimpinan bupati Nurdin Abdullah dia mencanangkan  program The New Bantaeng dengan menetapkan pendekatan tiga kluster penanganan dan pengembangan sesuai karakteristik dan potensi daerah yang tiga dimensi — pegunungan, dataran dan pantai untuk  peningkatan kesejahteraan rakyat Bantaeng. Pengembangan potensi dilakukan diiringi upaya besar-besaran membangun infrastruktur jalanan. Dari titik 0 di dataran rendah jaringan jalan kini sudah mencapai  wilayah-wilayah pegunungan diketinggian 1.300 dpl dengan kondisi beraspal hotmix. Sejumlah fasilitas berkaitan dengan pengembangan infrastruktur industri, pariwisata, pelayanan kesehatan, dan pendidikan serta pelayanan dasar lainnya sudah dihadirkan di Bantaeng.  Hasilnya, angka kemiskinan yang melebihi 12 persen (1998) kini sudah berahsil ditekan kurang dari 7 persen. Angka pengangguran dari lebih 12 persen menjadi sekarang sisa sekitar 3 persen. Laju pertumbuhan ekonomi dari hanya 5 koma persen kini menjadi 8,9 persen di daerah yang berpenduduk sekitar 170 ribu jiwa tersebut.                                      

Memasuki pengabdian periode kedua sebagai Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah, mantan Presiden Direktur PT Maruki Internasional Indonesia menyatakan, tidak ada yang namanya program 100 hari sebagai target yang harus segera diraih.                              

”Kami akan tetap melaksanakan visi-misi dalam periode pertama yaitu melanjutkan pelaksanaan program The New Bantaeng yang didisain untuk pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat selama 20 tahun ke depan,” katanya.                      

Dalam suatu dialog lepas dengan bupati Bantaeng yang juga adalah Ketua Persatuan Alumni Mahasiswa Jepang (Persada) Sulawesi Selatan, berulangkali ia menyatakan prinsip untuk tetap menggunakan APBD diarahkan terutama untuk meningkatkan pendapatan serta tingkat kesejahteraan masyarakat. Untuk membangun infrastruktur di daerah akan senantiasa diupayakan melalui dana-dana bantuan atau investasi. Alasan Nurdin, dana APBD yang kecil akan habis terkuras jika juga dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur yang beranggaran besar.

Nurdin berulangkali mengatakan, bupati atau walikota tak berperestasi tak akan didengar oleh rakyatnya. ‘’Makanya, pemimpin rakyat itu sekarang dituntut untuk bekerja yang dapat dirasakan rakyat, bukan lagi masanya menonjolkan performance atau cassing yang indah, karena rakyat sekarang sudah cerdas hanya akan mendukung langkah kerja yang memberi hasil nyata,’’ katanya.

Memasuki periode kedua, tampaknya ada tekad Nurdin Abdullah mengembangkan industri-industri layanan dasar di kabupaten Bantaeng. Kini sudah ada 6 investor merencanakan membangun smelter atau pabrik pengolahan bijih nikel dan bijih besi di Bantaeng. Investasinya sekitar Rp 20 Triliun. Melalui MoU yang sudah ditandatangani dengan Badan Keuangan Amerika-Eropa akan ada guyuran dana investasi sekitar Rp 1 triliun untuk membangun dan mengembangkan Pelabuhan Laut di Kota Bantaeng. Ada rencana investasi Rp 29 Triliun untuk membangun kilang pengolahan minyak, bensin dan avtur di Bantaeng. Guna menopang pembangunan industri tersebut sudah siap dibangun pembangkit listrik berkekuatan 600 Mega Watt.        

”Dari pengembangan industri-industri tersebut daerah bisa mengembangkan pungutan retribusi bagi peningkatan pendapatan daerah,” jelas Nudin Abdullah.                            

Dari berbagai kesempatan dialog, ada obsesi  Bupati Nurdin Abdullah untuk menjadikan Kota Bantaeng sebagai kota Water Front City yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, industri  dan tujuan wisata di wilayah selatan Sulawesi Selatan.                                          

”Saya ingin masyarakat Bantaeng hidup aman dan sejahtera, saya ingin rakyat Bantaeng bangga sebagai orang Bantaeng karena daerahnya yang aman, maju dan sejahtera,” kata Nurdin Abdullah. Selamat dan Sukses atas Pelantikan HM Nurdin Abdullah dan Muhammad Yasin sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bantaeng periode 2013 – 2018. (Mahaji Noesa/kompasiana 13 Agustus 2013)

Peristiwa Luar Biasa 2012 Tapi Tak Populer

Sebuah peristiwa tergolong di luar kebiasaan terjadi di kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan tahun 2012 sehubungan kesadaran penegakan demokrasi di Indonesia tapi tidak populer.

Betapa tidak luar biasa, inilah mungkin peristiwa pertama terjadi sejak Indonesia merdeka, dimana puluhan ribu rakyat datang berbondong-bondong langsung meminta kesediaan seorang bupati petahana (incumben) untuk kembali menduduki kepemimpinan sebagai bupati periode kedua.

Peristiwa bukan rekayasa tersebut tepatnya terjadi pada Rabu, 28 Nopember 2012. Secara tak disangka-sangka sebelumnya, sekitar 30.000-an massa mewakili rakyat dari berbagai penjuru kecamatan yang ada di kabupaten Bantaeng, mendatangi rumah kediaman pribadi Prof.Dr.Ir.H. Nurdin Abdullah,M.Agr di Bonto Atu, kota Bantaeng, ibukota kabupaten Bantaeng.

Kehadiran massa dalam jumlah yang besar tersebut spontan mengejutkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang bertugas di rumah pribadi yang ditinggali sejak doktor alumni Kyusu Univercity Tokyo, Jepang ini dilantik sebagai Bupati Bantaeng, 6 Agustus 2008.

Tapi setelah sejumlah perwakilan rakyat dari kecamatan yang ada di kabupaten Bantaeng menjelaskan keinginannya, mereka lalu diterima untuk bersilaturrahmi. ‘’Kami datang memohon kesediaan tulus Nak Nurdin untuk dapat kembali mencalonkan diri sebagai Bupati Bantaeng periode 2013 – 2018,’’ jelas Ahmad Karim, salah seorang tokoh masyarakat yang juga adalah Ketua Dewan Guru di kabupaten berjuluk ‘Butta Toa’ Bantaeng.

Sebelumnya, sejumlah partai politik telah datang melamar Nurdin Abdullah untuk diusung sebagai calon Bupati Bantaeng 2013 – 2018, namun tidak memberi jawaban. Padahal Pilkada Bupati Bantaeng periode 2013 – 2018 akan digelar 17 April 2013.

Beberapa saat kemudian gelombang kedua massa rakyat Bantaeng dengan membawa Bosara layaknya melamar calon pengantin wanita kembali menghubungi mantan Presiden Direktur PT.Maruki Internasional Indonesia meminta kesediaannya melanjutkan kepemimpinan bupati untuk periode kali kedua.

Setelah peristiwa tersebut, juru bicara 6 fraksi ketika memberikan pandangan dalam Sidang Paripurna DPRD Bantaeng, Sabtu (15/12) tentang Penetapan Rancangan APBD 2013 memuji kinerja khususnya kepemimpinan Nurdin Abdullah sebagai Bupati Bantaeng.

RAPBD Bantaeng 2013 ditetapkan sebesar Rp 559,7 miliar. Saat Nurdin Abdullah mulai menjabat Bupati Bantaeng 2008, APBD Bantaeng hanya berkisar Rp 260 miliar.

Sehari kemudian, Minggu (16/12), Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Bantaeng atas dukungan DPP PAN Pusat dan DPW PAN Sulsel langsung memberikan dukungan kepada Nurdin Abdullah sebagai Calon Bupati Bantaeng periode 2013 – 2018 tanpa syarat dan mahar. Sebelumnya, Partai Hanura, Partai Demokrat dan PKNU telah meminta kesediaan Nurdin Abdullah dicalonkan melanjutkan kepemimpinan bupati untuk periode 2013 -2018.

‘’Jika rakyat Bantaeng menginginkan, dengan senang hati saya akan melanjutkan. Artinya, saya akan maju sebagai pelayan rakyat untuk periode kedua di Bantaeng tanpa perlu lagi membuang-buang uang untuk berkampanye. Uang kampanye sebaiknya digunakan untuk kepentingan perbaikan taraf hidup dan peningkatan kesejahteraan rakyat,’’ kata Nurdin Abdullah menyahuti permintaan rakyat.

Rektor Universitas Hasanuddin Prof.Dr.dr.Idrus A.Paturusi saat melakukan kunjungan kerja bersama Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Muhammad Nizam, Minggu (23/12) ke Bantaeng, menyatakan mengizinkan Guru Besar Fakultas Pertanian dan Kehutanan Unhas tersebut untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Bantaeng periode kedua.

 ‘’Saya ikut mengantar dia ketika mendaftar sebagai calon Bupati Bantaeng periode pertama. Nurdin Abdullah ternyata mampu menjadi nakoda dengan memperlihatkan contoh kejujuran dan keikhlasan memimpin roda pemerintahan, pembangunan serta urusan-urusan kemasyarakatan yang patut dicontoh bagi almamater lainnya,’’ kata Idrus Paturusi.

Selain terjadi kemajuan fisik dan infrastruktur di semua sektor pembangunan, rakyat Bantaeng merasakan seperti apa yang dijanjikan Nurdin Abdullah ketika menerima jabatan Bupati Bantaeng periode pertama, akan berupaya sekuat mungkin mengolah dan memanfaatkan potensi Bantaeng bagi peningkatan kesejehteraan hidup rakyat.

Tahun 2008 tercatat laju pertumbuhan ekonomi kabupaten Bantaeng 5%, saat ini sudah mencapai 8 persen. Inkam perkapita 2008 Rp 5 juta kini sudah mencapai Rp 11 juta. Penduduk miskin yang jumlahnya 11% tahun 2008 sudah menurun menjadi sisa sekitar 8 persen tahun 2012. Dari lebih 172 ribu jiwa penduduk Bantaeng, tercatat 136.369 orang wajib pilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pilgub dan Pilbup di Sulsel tahun 2013. Lebih dari 80 persen dari wajib pilih di bantaeng tersebut, melalui tokoh dan perwakilannya telah menyatakan langsung jaminan untuk memilih Nurdin Abdullah sebagai Bupati Bantaeng periode 2013 – 2018.

Berbagai prestasi membanggakan telah dicatat masyarakat dan pemerintah kabupaten Bantaeng di tingkat provinsi maupun nasional. Banyak pejabat negara dan tokoh nasional kagum, serta tidak sedikit daerah telah datang belajar rahasia Bantaeng mampu membangun daerah meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan APBD minim, bahkan terkecil di antara APBD dari 23 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Luar biasa! (Mahaji Noesa, kompasiana, 29 Desember 2012)

 

 

Komentar
  1. alfiansulthoni berkata:

    keren mas bikin merinding, izin share ya. terimakasih

    Suka

  2. alfiansulthoni berkata:

    Reblogged this on Alfiansulthoni's Blog and commented:
    menjadi pemimpin adalah menjadi pelayan, insyaAllah suatu saat nanti

    Suka

    • mahajinoesa berkata:

      Nurdin Abdullah putra terbaik bangsa sejumlah lembaga survay menyatakan layak dicalonkan sebagai presiden ri periode 2014-2019 …trims da mampir…sering mampir….salam… sehat n sukses slalu

      Suka

Tinggalkan komentar