Posts Tagged ‘kendaricaddi’

a mata2
Sebuah meriam anti serangan udara berlaras sepanjang 3,5 meter dengan lop berdiameter kl 8 cm hingga kini masih utuh terpasang di sebuah goa bekas pertahanan Jepang di Kelurahan Mata, kurang lebih 3 km arah timur kota Kendari, ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara.
Meriam tersebut terpasang kokoh di tengah sebuah bungker beton berukuran 3 x 4 meter dengan tinggi 2 meter yang terletak di atas sebuah bukit menghadap perairan Laut Banda di hadapan muara Teluk Kendari.
Bungker tersebut merupakan salah satu peninggalan yang tersisa dari banyak bungker pertahanan Jepang yang pernah dibangun mengitari Teluk Kendari pada masa pendudukan Jepang 1940 – 1945 di Indonesia.
a mata3
Kota Kendari kala itu selain dijadikan sebagai wilayah aman perlindungan armada laut tentara Jepang dalam masa Perang Dunia II, juga ibukota provinsi Sulawesi Tenggara ini dijadikan lokasi pangkalan udara strategis untuk manuver ke wilayah Pasifik melalui Morotai, Maluku Utara.
Sebagian besar bungker pertahanan Jepang yang pernah dibuat di kaki bukit pesisir Teluk Kendari kini sudah dihancurkan untuk pengembangan pembangunan wilayah kota Kendari.
Bungker peninggalan Jepang bermeriam di kelurahan Mata tersebut disebut-sebut oleh sejumlah warga berusia lanjut di Kendari dahulu berhubungan langsung dengan sejumlah bungker Jepang yang ada di sekitar bukit Manggadua, Kampung Salo, Kampung Butung dan Kendari Caddi di pesisir dalam Teluk Kendari.
a mata4
Sekalipun meriam anti serangan udara di bungker peninggalan Jepang di kelurahan Mata itu sudah tidak berfungsi namun bentuknya masih utuh, besi peralatan meriam yang terbuat dari baja tebal tidak dimakan karat.
Dilihat dari posisi dudukannya, meriam ini dahulu dapat dIgerakkan berputar 180 derajat ke arah kanan dan kiri, dan dapat mendongak ke atas hingga posisi 60 derajat. Di pangkal meriam terdapat tulisan THE – BHLM STEEL COMPANY GUN MARK X MODE 8 N 1584L. E P I E P A P H E I. U S D 1910.
Terdapat deretan tangga beton dibuat dari tepi jalan poros Mata – Toronipa mendaki ke kaki bukit lokasi bungker menunjukkan bahwa pernah dijadikan obyek kunjungan, tapi kondisinya kini tak terpelihara lagi diselimuti tumbuhan belukar mengesankan sebagai lokasi angker. (Teks/foto : Mahaji Noesa)